Selasa, 26 Oktober 2010

ADVENTURE OF WAFR

Kisah ini brawal dari rencana WAFR menonton konser underground di semarang tepatnya 1 bulan sebelum ujian nasional tahun 2004. pada suatu pagi kami( wafr) berkumpul dan membicarakan tentang adanya underground di semarang hari di lusa, setelah itu kami pulang untuk meminta izin ke orang tua untuk pergi ke semarang untuk 2 hari dan kami semua pun diizinkan untuk pergi, malam harinya kami berkumpul dirumah rian lalu berangkat ke tegal dengan membawa gitar milik amin.

Pada jam 1 pagi di tegal kami menunggu dayakan (menyetop kendaraan biar bisa naik gratis) selama 2 jam dan akhirnya dayakan di dapat, tetapi saying ketika baru sampai di batang truk itu berhenti karena ternayata tujuannya ke batang, kami turun dan mencoba menunggu truk dayakan lagi tapi setelah menunggu ± 5 jam truk dayakan tidak bisa didapatkan dan kami memutuskan untuk kembali lagi ke tegal dengan menggunakan truk yg membawa mobil-mobil pribadi.

Sesampai di tegal kami bingung karena pergi belum 2 hari sudah mau pulang ke rumah, tapi akhirnya kebingungan itupun terjawab karena amin mengusulkan untuk melanjutkan perjalanan ke parangtitis untuk melihat sunsit dan kami sepakat pergi kesana, sebelum pergi uang di kumpulkan seadanya yg berjumlah total 27 ribu rupiah dan 6 ribu nya buat membeli ovale.

Kami menunggu kereta minyak yg akan berangkat ke kroya (cilacap),kereta minyak datang kamipun berangkat, di perjalanan kami melihat pemandangan yg sangat indah didaerah pegunungan. Sesampai di kroya kami bertemu dengan anak-anak underground sana dan di jamu dengan anggur merah yg memusingkan sembari menunggu kereta barang yg akan berangkat ke jogjakarta 1 jam ke depan, kereta datang sebelum berangkat amin memberikan kenang-kenangan berupa kalung pentagram ke anak underground kroya. kami melanjutkan perjalanan ke jogjakarta.

Di kereta amin dan frant duduk diantara sambungan gerbong kereta wahyu dan rian duduk di tangga kereta yg memang hanya cukup untuk dua orang, 6 jam berlalu kami tiba di setasiun tugu jogjakarta tapi disana kami tidak turun dan melanjutkan ke setasiun lempuyangan (di stasiun tugu terlalu banyak anak punk yg kabarnya anak punk jogja bermusuhan dengan anak underground dan kami takut diserang). Distasiun lempuyangan

kami pun turun dan berjalan, berjalan, dan brjalan menuju malioboro, sesampainya di malioboro kami tiduran di teras-teras taman dekat kraton sembari menunggu pagi datang, sekitar jam 8 pagi kami bangun dan berjalan sedikit menuju alun-alun utara kota jogjakarta untuk mencari makan dan melihat cw-cw jojga yg berolahraga, kami pun makan tapi stok uang menipis lalu kami berinisiatif untuk mengamen biar bisa bertahan hidup disana, kami ngamen di rumah-rumah dan toko-toko sekitar kraton yg menuju jalan parangtritis dan mendapatkan uang sebesar 7 ribu rupiah dalam 3 jam.

Di benteng barat depan lampu merah kami menunggu mobil dayakan dan didapatlah mobil itu setelah menunggu 30 menit, tapi sial ! lagi-lagi kendaraan yg kita naiki berhenti tidak tepat ke tujuan kita yaitu parangtritis tetapi di daerah dekat ISIY (institut seni indonesia yogyakarta) selagi menunggu dayakan lain didapat fran dan rian pergi untuk

ngamen untuk menambah stok uang.Di perkampungan daerah itu, kata rian dan frant ketika ngamen disana minimal meraka dikasih kasih uang 500 rupiah dan ada yg menunggu nyanyi mereka selesai dan di kasih uang 2 ribu rupiah, setelah dihitung hasil ngamen frant dan rian sejumlah 15 ribu rupiah dalam 1 jam, uff . . ternyata kesialan tidak selamanya memberikan kesialan yah?.

Perjalanan dilanjutkan akhirnya sampai di desa kreteg sekitar 1 km dari pantai utama parangtritis, kami sengaja turun disana karena memang tidak mau melewati tiket masuk tapi kami masuk lewat desa itu dan melewati hamparan gurun pasir yg sangat luas, perjalanan kami untuk sampai dipantai utama sekitar 45 menit. wow . . . sungguh indah pemandangan pantai utama ombak yg mengulung-gulung dan menabrak gunung karang yg membuat hati kami terasa sangat damai. Ketika amin dan fran sedang duduk-duduk santai di pantai wahyu dan rian datang tetapi dengan seseorang yg menuduh wahyu mengambil aqua walaupun wahyu sebenernya tidak mengambil aqua itu tapi orang itu tetep ngekeh bahwa wahyu mengambil, yah mungkin karna dagangan lagi sepi jadi orang bisa-bisa aja kan?. Kami akhirnya mengalah untuk membayar aqua itu, berhubung kami juga tidak mau ada apa-apa, kami pun bergegas untuk pergi dari parangtritis dan menuju ke stasiun tugu yg akan membawa kita pulang ke tegal melewati hamparan gurun-gurun itu lagi.

Di tengah gurun masih didekat pantai kami melihat indahnya matahari terbenam yg sungguh dan sangat indah yg merupakan tujuan utama ke jogja. Sesampai di setasiun tugu rian bertanya ke petugas stasiun jam berapa kereta barang yg menuju ke tegal, tapi petugas itu menjawab tidak ada e mas kereta barang yg menuju ke tegal mungkin dari solo ada tapi itu tidak ke tegal melainkan ke jakarta. berhubung dari solo ke jakarta melewati tegal kami pun ke solo.

Sesampai di stasiun balapan solo kami turun dan tiduran, lagi enak-enaknya tidur kami dibangunkan oleh polisi karena ada razia ktp, wahyu, amin, rian menunjukan kartu pelajar dan fran menunjukan sim nya yg sudah tidak berlaku, polisi itupun pergi. 1 jam berlalu kami semua kelaparan wahyu dan rian mencari makanan dan bertanya ke seseorang dimana tempat orang jual makanan murah, sebelum menjawab orang itu melihat mereka dari bawah sampai atas seolah-olah melihat orang gila lagi bertanya karena memang kami 3 hari belum mandi. Ought . . ternyata makanan yg ditujukan orang itu harganya sangat mahal 1 bungkus 4 ribu rupiah, stok duit menipis tinggal 4 ribu rupiah kami akhirnya pergi keluar stasiun buat ngamen di tengah perjalanan kami menemuka sebuah masjid di depan kraton kasultanan solo. Wahyu dan amin mandi tanpa menggunakan sabun, frant dan rian mandi menggunakan sabun yg ada di kamar mandi masjid itu, sungguh segar akhirnya bisa mandi gratis juga, setelah mandi kami berjalan lagi dan sampai di dekat smu 2 muhamadiah solo, disitu kami mulai ngamen dan dibagi 2 kelompok wahyu dan frant ngamen duluan setelah 2 jam lebih dan mendapat uang 7300 rupiah dan waktunya giliran rian dan amin, rian yg memainkan gitar dan amin yg menyanyi, ketika ngamen mereka menyanyi lagu semua tak sama milik (padi) ketika baru reff nya saja orang sudah ngasih duit, begitu terus sampai amin jengkel dan meminta rian biar tidak memakai reff, rian pun ketawa, ha5x. 3 jam berlalu mereka dapat 7 ribu rupiah.

Perut trasa kriuk-kriuk kami mencari makanan di sekitar kraton penjulanya sungguh baik sekali, dia (si penjual makanan) memberikan makanan yg sangat murah makan nasi rames tempe sama es teh cuman 1500 rupiah per orang, kami di ajak ngobrol sama si penjual makanan katanya anaknya yg seumuran kami pergi tidak tahu kemana perginya dan sudah 2 tahun belum pulang dan sipejual kasihan melihat kami dia menganggap seolah-olah kami adalah anaknya yg hilang itu dan dia berharap semoga anaknya di perlakukan sama kayak kami akhirnya kami memanggil si penjual itu dengan sebutan “mami baek”.

Perut terasa kenyang kami pamit ke mami untuk pergi ke alun-alun solo, di sana (alun-alun solo) kami bertemu dengan anak-anak grunge (punk aliran keras) mereka begitu bersahabat dan di kami dijamu dengan pletok (minuman keras dengan komposisi vodka, bir, buahvita dan c1000) jamuan dan nongrong pun selesai setelah 4 jam berlalu, kami pamit untuk balik ke stasiun balapan sebelum pergi rian mendapat kenang-kenangan yg diminta dia berupa gelang hitam dengan lebar 6 cm, mempunyai 32 mata besi 1 @cm2 yg dipakai salah satu anak punk tersebut, ditengah perjalanan kami melihat deretan warung yg di dalamnya terdapat sekelompok pengamen 6 samapi 8 orang ngamen menggunakan alat musik tradisonal jawa lengkap (gending), wow kota solo memang kota seni banget yah?.

Perjalanan dilanjutkan tapi perut terasa lapar lagi kami mencari makanan akhirnya dapat sega kucing (nasi 1 centong dengan lauk ikan 1 jari dan sambal) seharga 500 rupiah perbungkus, kenyang teratasi perjalanan dilanjutkan dan kami tidur 3 jam untuk menunggu pagi setelah sampai di setasiun., setelah bangun dipagi yg indah itu tiba-tiba ada orang baek yg menawari rokok amin dan rian tidak mengambilnya karena mengira orang itu mau menyirep kami tapi fran dan wahyu enak-enakan ngrokok karena mereka menganggap itu adalah rezeki, orang itu menanyai kami apakah kalian sudah makan? kami menjawab belum kelaparan nih . . ???, orang itu pun pergi dan balik lagi membawa makanan banyak. Perasaan curiga amin tetap ada karena tumben-tumbennya ada orang baek, orang itu pun akhirnya bisa mengambil hati wahyu rian dan amin buat ngobrol sementara frant tiduran saja.

Pertama dia ngobrol dengan wahyu dan rian pergi untuk mencari informasi kereta barang yg akan berangat ke jakarta, informasi diperoleh dan untuk bisa naek kereta ke arah jakarta kita harus transit di cepu dan sekitar 30 menitan lagi baru ada karena cepu merupakan jalur utama surayabaya jakarta dan jalur itu ternyata tidak melewati solo. wahyu asyik ngorol dengan orang itu katanya dia adalah tukang pijit mungkin karna wahyu terlalu capek dan keenakan dipijit dia tidak terasa kemaluannya dimainin sampai dia keluar sperma. Setelah itu giliran rian ngobrol sambil dipijit, ketika rian dipijit hampir sampai ke kemaluannya dia ngerasain ada sesuatu yg aneh dia berontak dan berpura-pura mau ke kamar mandi, setelah itu giliran amin baru ngobrol dan dipijit sebentar amin langsung di tarik rian berpura-pura mencari makanan, amin bingung dan bertanya kepada rian sebenernya ada apa sih? rian menjawab orang itu adalah " gay ". Untung kereta barang sudah tiba rian membangunkan frant dan langsung lari mengambil barang-barang untuk berangkat ke cepu, kami semua lari menuju kereta dan kereta tepat waktunya untuk jalan.

Di kereta kami ngerasa jijik tapi ketawa sampai-sampai wahyu diberi gelar baru “mister gay”. sampai di cepu ternyata stok duit tinggal 4 ribu rupiah dan membeli makanan 2 piring disitu kami makan sepiring berdua walau nasinya juga sedikit. perut masih lapar kami mencoba mencari makanan di gerbong kereta ekonomi disitu ada banyak salak busuk dan mencari salak yg layak dimakan diantara salak-salak busuk, perutpun lumayan kenyang, setelah menunggu 3 jam kereta minyak datang, disitu kami bener-bener senang sekali akhirnya bisa pulang setelah 5 hari di dari batang, jogja dan solo.

Di kereta wahyu frant dan rian duduk di beranda kereta tetapi ditempat terpisah, sementara amin tiduran ruang sempit dibawah tangki lonjong yg berisikan minyak. di semarang kereta transit selama 4 jam rian dan frant pengen banget ngamen disana, tapi amin dan wahyu tidak mau karena sudah ingin kembali ke rumah, akhirnya keinginan rian dan frant pun terpaksa tidak terpenuhi, kereta akhirnya berangkat lagi dan sampailah kami ditegal dan kami benar-benar lega, seneng, bahagia sekali karena telah melewati sebuah petualangan selama 6 hari yg indah ,menantang dan sangat menajubkan yg belum tentu dimiliki orang lain yg bisa diceritakan kepada anak cucu kita dan inilah yg namanya

" persahabatan sejati " persahabatan yg tulus, bisa saling mengisi, take care, tak pernah lekang oleh waktu maupun materi.

*** the and ***